Rabu, 17 Februari 2010 - 16:47 wib
Foto: Koran SI
Foto: Koran SI
JAKARTA - Associate Operations Officer IFC Nyoman G Satrya Wibawa menjelaskan dalam survei yang diadakan oleh International Finance Corporation (IFC) pada 602 UKM di 10 kota besar di Indonesia terlihat bahwa ada beragam masalah yang dihadapi UKM saat mengakses kredit.
Permasalahan yang dihadapi UKM adalah akses kredit kurang memadai (25,9 persen), kurangnya permintaan pasar (18,6 persen), pengelolaan keuangan (9,4 persen), bahan baku (10,3 persen), lainnya (24,4 persen) dan tidak masalah (11,3 persen).
"Bila dibandingkan dengan luar negeri, masalah UKM di Indonesia juga sama seperti itu. Tapi akses kredit yang tidak disetujui karena UKM tersebut memang tidak memiliki jaminan (agunan) yang secure," jelas Satrya, di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (17/2/2010).
Selain agunan, masalah yang dihadapi UKM adalah perbankan enggan mengevaluasi analisis keuangan (cashflow) UKM tersebut. Tapi, lanjut Satrya, perbankan selama ini hanya mengandalkan seberapa besar aset yang dimiliki oleh UKM itu.
Uniknya, selama ini UKM juga melihat bahwa suku bunga kredit tidak terlalu berpengaruh terhadap keinginan untuk mengakses kredit perbankan. Bahkan, UKM berani membayar tinggi asal kreditnya disetujui.
"Suku bunga tidak terlalu berpengaruh terhadap permintaan kredit perbankan. Tapi mereka justru berani membayar lebih asal kredit bisa langsung disetujui dan dicairkan," tegasnya.
Survey dari IFC ini dilakukan pada 602 UKM di kota Jakarta, Bekasi, Tangerang, Surabaya, Surakarta, Pontianak, Jogjakarta, Cilegon, Kupang dan Pekalongan. Daerah tersebut merupakan daerah potensial penerima pinjaman perbankan.(Didik Purwanto/Koran SI/ade
http://economy.okezone.com/read/2010/02/17/320/304616/320/602-ukm-di-10-kota-besar-hadapi-masalah-akses-kredit
Selasa, 29 Maret 2011
602 UKM di 10 Kota Besar Hadapi Masalah Akses Kredit
Diposting oleh
viast Q
di
20.35
Tags :
enterpreneur
0 komentar
Posting Komentar
isi komentar yang membangun ya...